"Hentikan Andrea Pirlo untuk menghentikan
Italia" adalah menjadi resep lawan-lawan Italia sepanjang Euro 2012.
Bukan tanpa alasan. Sama seperti semua rival Juventus di Serie A musim
2011/12, hal itu lebih mudah dikatakan di atas kertas daripada
dilakukan. Sang regista kini tinggal berjarak 90 menit untuk berpeluang
dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia dengan mengantarkan Italia
memenangi gelar kedua di tingkat kontinental.
Di era persaingan "Messi versus Ronaldo"
terkadang ada level kebosanan sehingga penampilan Pirlo baik di level
klub maupun timnas memberikan penampilan mengagumkan. Penampilan
mencengangkan saat menghadapi Inggris di perempat-final dan menjadi
pemain terbaik saat semi-final melawan Jerman menegaskan posisi
gelandang Juventus ini sebagai salah satu pemain terbaik di era modern.
"PERFECT PIRLO" |
|
SPANYOL - GRUP C |
3.5 |
Tak biasanya, umpan-umpannya
buruk meski bisa memperbaikinya. Tak terlalu gemilang sampai akhirnya
memberikan umpan yang mengawali terciptanya gol Antonio Di Natale. |
KROASIA - GRUP C |
3.5 |
Tampil dengan taraf tertinggi
dengan memberikan sejumlah umpan akurat melalui tendangan penjuru dan
kemudian mencetak gol melalui tendangan bebas. |
IRLANDIA - GRUP C |
3.0 |
Awalnya tampil buruk, tapi sekali lagi memegang peranan sebagai pusat serangan Italia. |
INGGRIS - PEREMPAT-FINAL |
3.5 |
Memberikan sejumlah umpan
bagus karena diberikan keleluasaan ruang. Sejumlah peluang diciptakannya
pada babak pertama. Dia terus mendikte permainan usai jeda dan
mengerahkan segalanya. Melakukan eksekusi penalti dengan gaya Panenka. |
JERMAN - SEMI-FINAL |
4.0 |
Arsitek lini tengah Italia
yang kembali berhasil menunjukkan kelas. Tidak pernah panik saat
menguasai bola dan mengendalikan setiap umpan saat Italia berupaya
mempertahankan bola. |
Pirlo tidak sendirian dalam membawa Italia ke final dengan
menumbangkan pasukan Joachim Low, 2-1, tapi yang jelas perannya tidak
kecil. Di atas lapangan, Pirlo tampil sebagai metronom bagi Italia.
Jerman kesulitan mempertahankan posisi, tapi Pirlo tidak.
Pirlo tampil sebagai landasan utama Italia saat menguasai bola,
memberikannya ke segala arah dengan dirinya sebagai sumbu, dan
mengarahkan serangan. Semua yang kita kenal darinya selama
bertahun-tahun ini.
Selama 12 bulan terakhir, ada perubahan pada dirinya. Kembali tampil
fit setelah kerap absen musim 2010/11, dia membuktikan masih memiliki
keinginan yang berapi-api. Padahal, itu sempat diragukan setelah jarang
tampil dalam dua musim terakhirnya bersama AC Milan. Dia kemudian
menjadi katalis positif bagi Juventus dan kini timnas pun memetik buah
dari penampilan tersebut.
Saat sepakbola Italia mengalami penurunan, kekaguman terhadap Pirlo
justru meningkat. Pertandingan semi-final menjadi bukti terbesar Pirlo
dapat menyaingi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam perebutan
penghargaan Ballon D'Or. Pada pertandingan ketika Daniele De Rossi,
Mario Balotelli, dan Andrea Barzagli sama-sama layak menjadi pemain
terbaik pertandingan, justru Pirlo yang muncul. Bukti kalau dia dapat
memberikan jawaban pada saat yang tepat.
Biasanya pemain yang tampil bagus di ajang turnamen besar berpeluang
memperoleh penghargaan besar. Seperti Ronaldo, dari Brasil, menggondol
Ballon D'Or setelah tampil luar biasa di Piala Dunia sepuluh tahun lalu
di Jepang dan Korea Selatan. Cerita Fabio Cannavaro pun mirip seperti
itu empat tahun berselang. Sekarang Pirlo berada dalam posisi untuk
menyusul mereka. Kemenangan Italia atas Spanyol di final Minggu (1/7)
ini hanya akan memperkuat teori ini.
Di era Twitter seperti sekarang ini, dengan membaca linimasa
orang-orang, bisa dilihat Pirlo mengundang kekaguman dari media massa di
seluruh dunia setiap hari. Karena mereka memiliki hak suara dalam
pemilihan pemain terbaik, itu hanya membantu posisi Pirlo.
Satu-satunya kekurangan adalah Pirlo tidak tampil di Liga Champions
karena Juve tidak lolos ke Eropa musim lalu. Namun, pemungutan suara
dilakukan di akhir tahun, atau ketika Bianconeri akan telah bertanding
di fase grup Liga Champions musim 2012/13. Artinya, menjadi pemain
terbaik di sejumlah pertandingan Liga Champions akan menegaskan peluang
Pirlo sebelum tahun berakhir.
Kalau pada saat itu dia sudah menjadi juara Eropa dan memegang peran
kunci pada penampilan bagus Juventus di Liga Champions, tidak akan
sedikit yang mengingatnya terlibat di semua ajang sepakbola musim lalu.
Menjadi pemain terbaik Serie A dan Euro di paruh pertama tahun sudah
lebih dari cukup untuk memuaskan mereka yang masih ragu.
Harus pula dibuktikan kontribusinya untuk Juventus sangat penting.
Juventus bukan klub kecil, tapi mereka tidak memiliki fondasi sekuat
Barcelona atau Real Madrid saat perjuangan mempertahankan scudetto
dimulai. Masih jauh. Biasanya Pirlo menjadi pemain terbaik hanya dengan
tampil bagus secara individual dan dengan penampilan bersama timnas
menyamai level klub, gol-gol melawan tim-tim nomor dua dunia tidak bisa
dibandingkan.
Jadi, kalau Italia mampu menggeser Spanyol dari tahta Eropa hari ini,
mari berharap pemain no.21 mereka bisa menyabet gelar untuk dirinya
pula. Di dunia sepakbola modern yang dipenuhi hiperbola, tampil baik di
pentas besar benar-benar bernilai dan tidak ada yang melakukannya lebih
baik daripada Pirlo sepanjang 2012 ini. (Goal.com).
0 komentar:
Posting Komentar